Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
HIMMPAS SUKA
Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Slider 1
Slider 1
Slider 2
Slider 2
Slider 3
Slider 3
Slider 4
Slider 4
Home PEMIKIRAN ISLAM

BENARKAH HAMAS SYI'AH??


BENARKAH HAMAS SYI'AH??

Oleh : Ahmad Nawawi Ef

        Belakangan ini, media sosial dipenuhi oleh narasi dari sebagian saudara kita sesasama muslim yang mungkin mempunyai padangan berbeda atas fenomena di palestina dan Mujahidin di Pelestina, pandangan semacam ini hemat penulis  adalah bentuk kecerobohan dan kegagalan bernalar, sungguh pandangan ini sangat kontras dengan kondisi mereka. artinya kelompok ini mengklaim sebagai Agent of Sunnah tetapi lebih suka mengedepankan ego dengan cara menuduh sesama muslim dan Mujahidin anti penjajah Israel sebagai Simpatisan Syi'ah, Boneka Syi'ah, dan bahkan tak jarang yg terang-terangan bilang jika HAMAS adalah Syi'ah, dsb. Sungguh itu sangat menyayat hati mayoritas muslim dan para pejuang kemerdekaan atas palestina.

        Tuduhan serius atas Mujahid palestina ini berangkat dari fakta dan tesis bahwa Iran (Negara Syi'ah terbesar) telah memberi dukungan kepada HAMAS, baik dalam bentuk dana maupun pelatihan militer sejak awal 1990-an sampai saat ini. 

Pertanyaannya; Benarkah tuduhan di atas sudah berbasis Data Ilmiyah, Fakta, riset, ataukah hanya opini naratif belaka??

PEMBAHASAN :

Pertama, Jika kita mau jujur dan baca langsung dokumen-dokumen resmi HAMAS seperti Piagam 1988 dan Dokumen Prinsip 2017[1], ... , dalam kacamata ilmiyah tuduhan kepada HAMAS sangatlah lemah dan tak berdasar, Pasalnya HAMAS dengan jelas menyebut dirinya sebagai bagian dari Ikhwanul Muslimin, yaitu gerakan Sunni yang ideologinya jauh dari Syi'ah, Tidak ada istilah taqiyyah, marja’ taqlid, atau unsur Syiah lain dalam piagam tersebut. Yang ada justru semangat jihad dan pembebasan Palestina berdasarkan nilai-nilai Islam[2]. Malah sebaliknya, sumber-sumber sekuler internasional mengakui karakter ke-Sunnian HAMAS itu. Misalnya, laporan Wilson Center menyebut ideologi HAMAS “Sunni” dan menyoroti kesetiaan HAMAS pada MB serta jihad sebagai jalannya. 

Dengan demikian, Narasi bahwa HAMAS menyembunyikan identitas ke-Syi'ahan-nya, berlawanan dengan kenyataan dokumen-dokumen resmi dan analisis independen. 


Kedua, Ketika konflik Suriah pecah tahun 2011, HAMAS bahkan memilih menjauh dari Iran karena keberpihakan Teheran kepada rezim Bashar al-Assad[3]. Mereka kemudian lebih mendekat ke Qatar dan Turki, yg notabenya kedua negara ini Sunni. Kalau benar HAMAS itu Syi'ah, sikap seperti ini mustahil dilakukan. Juga tokoh HAMAS, Ghazi Hamad, menyatakan HAMAS dulu mendukung Suriah “selama melawan musuh Israel”, tapi ketika rezim asad menindas rakyatnya (Rakyat yg sunni) maka HAMAS berjarak. Sebagai ilustrasi, pada 2012 PM HAMAS Ismail Haniyeh bahkan memuji pemberontak Suriah sambil disambut yel-yel. Dalam tahun-tahun terakhir kedua pihak mencoba meredam retorika, namun krisis Suriah jelas menegaskan perbedaan strategi: HAMAS lebih memilih bersekutu dengan negara Sunni pendukung Revolusi Arab dan menerima pendanaan Iran secara terbatas daripada terikat pada poros Iran secara penuh.


Ketiga, Operasi Tufan al-Aqsa yang diluncurkan 7 Oktober 2023 pun menunjukkan bahwa HAMAS masih memegang komitmen perjuangan bersenjata melawan pendudukan Israel. Gerakan ini mereka lakukan sebagai respons atas penindasan panjang di Gaza dan Al-Aqsa[4], bukan karena dorongan ideologi Syiah seperti yang sering dituduhkan teman salafi Wahabi. Pemimpin militer HAMAS, Mohammed Deif, menyebut aksi militan itu sebagai perlawanan terhadap pendudukan dan penindasan Israel[5]. Artinya, motif yang diklaim adalah motif pembebasan tanah air, bukan mendirikan rezim Syiah. Analis terkemuka juga menekankan bahwa tujuan HAMAS tidak sepenuhnya ekstremis religius, melainkan sebagian memiliki muatan politik nasionastis[6]; misalnya, politisi HAMAS ikut pemilu dan punya agenda pembentukan negara Palestina. Tidak seperti ISIS yang tak kenal kompromi, Hamas juga pernah menunjukkan fleksibilitas politik. Jadi, “Tufan Al-Aqsa” lebih mencerminkan semangat pembebasan Palestina dalam kerangka Islam Sunni (masjid Al-Aqsa dan nilai Islam menjadi simbol perjuangan) daripada kampanye Syiah.


Keempat, pandangan Masyarakat palestina terhadap HAMAS, Berdasarkan survei dari Palestinian Center for Policy and Survey Research (PCPSR), dukungan masyarakat Palestina terhadap HAMAS mengalami fluktuasi[7] antara tahun 2023 hingga 2025, dipengaruhi oleh dinamika konflik dan kondisi sosial-politik di wilayah tersebut. Namun, pada Januari 2025, dukungan terhadap HAMAS di Gaza menurun tajam menjadi sekitar 20%, mencerminkan kelelahan masyarakat akibat konflik berkepanjangan dan kehancuran infrastruktur. Meskipun demikian, sebagian besar masyarakat Gaza masih melihat HAMAS sebagai kekuatan dominan, dengan perkiraan 63% mengindikasikan bahwa mereka mengharapkan HAMAS untuk kembali mengontrol Gaza setelah perang [8].


Secara keseluruhan, fluktuasi dukungan terhadap HAMAS mencerminkan dinamika kompleks dalam masyarakat Palestina, di mana dukungan terhadap kelompok-kelompok politik dipengaruhi oleh kondisi keamanan, ekonomi, dan harapan terhadap masa depan Palestina, tidak seperti yg di narasikan kelompok tertentu yang berlawanan.

Kelima, Data terbaru menunjukkan Arab Saudi telah menyumbangkan miliaran dolar untuk Palestina adalah fakta. Misalnya, badan kemanusiaan Saudi (KSrelief) mencatat total dukungan Saudi untuk rakyat Palestina selama bertahun-tahun telah melebihi $5,3 miliar dalam 289 proyek”. Sejak konflik 7 Oktober 2023, Saudi menyumbang tambahan sekitar $185 juta khusus kemanusiaan untuk Palestina [9]. namun di tahun yang sama Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menegaskan komitmen kerajaan untuk memperluas investasi dan perdagangan dengan Amerika Serikat (selaku Promotor Israel) dalam empat tahun ke depan, dengan nilai mencapai $600 miliar[10] artinya ini 120 kali lebih besar daripada bantuan untuk palestina bertahun tahun lalu. 


Kelompok islam yang bersebrangan ini, Sangat sering mengangkat berita ini sebagai bantahan, seolah-olah hanya Arab Saudi lah yg menjadi “Penolong Gaza pertama” karena dianggap paling banyak menyumbang. Tapi kenyataannya, sumbangan yang mereka banggakan itu sangat kecil jika dibandingkan dengan dana besar yang justru pemerintahan Saudi Arabia berikan ke Amerika Serikat (negara yang terus-menerus mendukung militer zionis Israel). 
Artinya disini sibuk boikot, disana sibuk berbisnis dengan AS. Sungguh paradoks bukan?

Keenam, Di satu sisi mereka meyakini bahwa jalur diplomasi sebagai jalan satu-satunya kemerdekaan palestina, tp di sisi lain Rasulullah SAW sendiri sudah mengabarkan bahwa di akhir zaman akan ada perlawanan fisik umat Islam terhadap Yahudi, sampai-sampai mereka (Orang Yahudi) bersembunyi di balik batu dan pohon ;


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ المُسْلِمُونَ اليَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ المُسْلِمُونَ، حَتَّى يَخْتَبِئَ اليَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الغَرْقَدَ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ اليَهُودِ

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi orang-orang Yahudi. Maka kaum Muslimin akan membunuh mereka, hingga orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon itu akan berkata: ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh dia.’ Kecuali pohon gharqad, karena ia adalah pohon Yahudi.”[11]

Kesimpulan: Tuduhan-tuduhan sektarian tak berdasar sebenarnya lebih banyak lahir dari sentimen internal dan obsesi membela aliansi negara atau kelompok daripada Fakta. Kalau kita mau jujur dan netral, baca saja dokumen aslinya, telusuri laporan dari lembaga-lembaga riset internasional seperti Carnegie Endowment atau (ECFR), atau terjun langsung ke lokasi Konflik, Setelah itu, baru kita bisa menilai secara objektif. 
Jangan sampai kita justru jadi penyebar disinformasi atas nama Pemurnian Akidah dan Mengatas namakan Sunnah tetapi malah saling tuduh sesama muslim,. Lebih bijaklah dalam berargument agar tidak hanya salah tuduh dan salah data, sehingga tidak terkesan hanyak seperti politik identitas dan fanatisme ekstrem terhadap kelompok tertentu. 

Wallahu A’lam..

[5] Statement by Hamas’s al Qassam Brigades Top Military Commander, Middle East Monitor, 7 Oktober 2023. Diakses dari: https://www.middleeastmonitor.com/20231007-statement-by-hamass-al-qassam-brigades-top-military-commander/

[6] Ryan Heath, Hamas and ISIS Are Not the Same, Politico Magazine, 21 November 2023. Diakses dari: https://www.politico.com/news/magazine/2023/11/21/hamas-isis-are-not-the-same-00128107#:~:text=Unlike%20ISIS%2C%20some%20of%20Hamas%E2%80%99,also%20includes%20a%20political%20resolution

[7] PCPSR, Public Opinion Poll No 90, Desember 2023, Palestinian Center for Policy and Survey Research. Diakses dari: https://www.pcpsr.org/sites/default/files/Poll%2090%20English%20Full%20text%20Dec%202023.pdf

[8] Gaza Poll: Support for Hamas Drops Amid War Fatigue,  Al Quds Daily, 15 Januari 2025. Diakses dari: https://alquds.com/en/posts/151918

[9] Saudi Relief Agency Reports $5.3bn in Palestinian Aid, Arab News, 2024. Diakses dari: https://www.arabnews.com/node/2574202/saudi-arabia

[10] Arab Saudi Komitmen Investasi $600 Miliar dengan AS, VOA Indonesia, 2024. Diakses dari: https://www.voaindonesia.com/a/arab-saudi-komitmen-600-miliar-dengan-amerika-cakup-investasi-dan-pengadaan-barang/7950014.html

[11] HR. Muslim no 2922, Sahih Muslim, riwayat Abu Hurairah (hadits akhir zaman tentang perlawanan terhadap Yahudi). Diakses dari: https://sunnah.com/muslim:2922

 



Komentar
Tertarik untuk bergabung?

Lets Join US